Kisah Para Bijak oleh Ayub El-marhoum pada 26 Mei 2010 jam 16:21

Ada seorang tua bijak. Duduk di puncak paling atas sebuah bukit. Dari sana, dilihatnya manusia yg sibuk dgn urusan dunia. . .
ia geleng2 kpala tanda prihatin, baru saja ia hendak bicara untuk mengungkap isi hatinya, ingin mencaci serakah manusia
tiba2 ada suara dari atasnya
“ck ck ck, dasar sufi rendahan, sok prihatin pada manusia hehe”,
kaget sufi di bukit itu mendongak ke atas.
Di atasnya, sesosok orang tua bijak bersemayam di atas awan, tersenyum menghna padanya.
Tapi si sufi bukit membalas dgn senyum sinis, pasalnya, di atas sufi awan, masih ada ribuan sufi yg duduk di singgasana bertingkat ke atas.
Sufi bukit lalu tunduk, lirih bergumam
” ahh, baru kali ini aku melihat ke atas, ternyata. . .”
belum slesai ia berucap, ketika tetes pertama air mata sesal sadarnya jtuh ke tanah. . .tanah itu seketika terangkat,
ia terangkat ke atas, melewati sufi awan, lalu sufi yang lain terus terus ke atas.
Ketika sudah brhenti, ia mendongak ke atas, tidak ada lagi siapa siapa.
“hei selamat bergabung, kau manusia bijak baru”
ia menoleh ke kanan, tatapannya di sambut senyum hangat seorang pemuda.
“selamat datang. . .”
“hei, kamu kan, kamu. . . .”
“yaa, aku memang pemuda yang tadi hendak kau caci maki,”
” apa yang kamu, eh kalian lakukan disini?”
si sufi bukit bertanya sambil memandangi jejeran orang di kanannya.
“menunggu anggota baru, untuk sadar. . .ah lama skali mereka mau melihat ke atas”.
“jadi tadi kamu ke bawah sana, bersama orang2 biasa?? Untuk. . .”
” hehehe, untuk membagi hikmah yg tlah kami ketahui, setiap kami memberi hikmah, smakin muda pula kami, jadi, sbenarnya, aku jauh lebih tua dari pada kamu”.

Tinggalkan komentar